Tujuan penulis dalam artikel ini adalah membahas tentang hubungan Islam dan ilmu pengetahuan. Hubungan antara ilmu pengetahuan, Al-Qur’an dan konsep alam semesta, perkembangan ilmu pengetahuan dan Al-Qur’an, serta dari sudut pandang Islam terhadap ilmu pengetahuan dan alam. Meskipun Al-Quran dan ilmu pengetahuan tidak dapat dinilai hanya berdasarkan berbagai bidang ilmu pengetahuan, penting untuk memeriksa apakah ayat-ayat dalam semangat Al-Quran menghambat atau mendorong kemajuan ilmu pengetahuan, karena kemajuan tidak terjadi melalui ajaran agama Islam.
Pada hakikatnya, Allah SWT telah menunjukkan melalui ajarannya bahwa Al-Quran adalah sumber ilmu pengetahuan. Hal ini tidak hanya berdampak pada masyarakat melalui kontribusinya terhadap ide dan metode, namun juga berdampak pada kondisi psikologis dan sosial yang ada (Nasim, 2001).[1] Mengingat tidak hanya kontribusi ilmu pengetahuan kepada masyarakat serta ide dan metodenya, tetapi juga faktor psikologis atau sosial yang berkontribusi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.
Al-Qur’an juga merupakan pedoman hidup bagi manusia di dunia dan akhirat. Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan mengingatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Al-Qur’an secara ilmu kebahasaan berakar dari kata qaraa, yaqrau, dan quranan yang berarti “bacaan atau yang dibaca”. Al- Qur’an didefinisikan sebagai sebuah kitab yang berisi himpunan kalam Allah, suatu mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, melalui perantara malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf yang kemurniannya senantiasa terpelihara, dan membacanya merupakan amal ibadah (Bakar, 1991).[2]
Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya (Ahmad, 2006)[3]. Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dari sudut pandang filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemology.
_________________________________
[1] Nasim Butt, Sains dan Masyarakat Islam, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2001), hlm. 63-64.
[2] Osman Bakar, Tauhid dan Sains, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1991), hlm. 220.
[3] Ahmad Fuad Pasya, Dimensi Sains al-Qur’an, (Solo: Tiga Serangkai, 2006), hlm. 2.